SELAMAT DATANG DI APOTEK SANAMILA JAYA

SELAMAT DATANG DITOKO OBAT KAMI, MENYEDIAKAN BERBAGAI OBAT DENGAN JAMINAN KUALITAS PRODUK

Jumat, 06 Juni 2025

WARFARIN

 


    Warfarin bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi bekuan darah yang bisa menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Obat ini harus dikonsumsi secara rutin dan dalam pengawasan dokter.

    Warfarin bekerja dengan menghambat kerja vitamin K, yang merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembekuan darah.

    Obat ini digunakan dalam pengobatan emboli paru, stroke ringan (transient ischemic attack/TIA), atau penyumbatan pembuluh darah vena akibat bekuan darah (trombosis vena).

    Warfarin juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah maupun emboli pada orang yang berisiko tinggi mengalaminya, seperti penderita penyakit jantung rematik, seseorang dengan katup jantung buatan, atau penderita atrial fibrilasi.

    Merek dagang warfarin: Simarc 2, Notisil, Warfarin, Warfarin Sodium Clathrate.

Harga Obat Warfarin

  • WARFARIN SODIUM CLATHRATE NOVELL 2 MG STRIP 10 TABLET Rp20.777
  • WARFARIN SODIUM CLATHRATE NOVELL 2 MG STRIP 10 TABLET Rp24.318
  • WARFARIN SODIUM CLATHRATE NOVELL 2 MG BOX 100 TABLET Rp113.999
  • WARFARIN SODIUM CLATHRATE PRATAPA 2 MG BOX 100 TABLET Rp119.128


Dosis dan Aturan Pakai Warfarin
    Dosis awal warfarin adalah 5–10 mg per hari, selama 1–2 hari pertama. Dosis perawatan 3–9 mg per hari, tergantung hasil tes darah saat evaluasi rutin.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Warfarin
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi warfarin:
  • Jangan mengonsumsi warfarin jika Anda alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan pembuluh darah seperti aneurisma, kecanduan minuman beralkohol, gangguan mental atau suasana hati, gangguan ingatan, penyakit hati, atau penyakit ginjal. 
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita kelainan darah seperti anemia atau hemofilia, atau gangguan perdarahan, seperti perdarahan saluran cerna atau otak. 
  • Beri tahu dokter jika Anda baru menjalani operasi, baru mengalami cedera berat, sering jatuh, atau sering cedera. 
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau akan mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal lain, untuk mengantisipasi interaksi antarobat. 
  • Beri tahu dokter Anda jika saat pengobatan dengan warfarin Anda kehilangan selera makan atau mengalami demam, muntah, atau diare selama >2 hari. Jika Anda akan diberikan antibiotik oleh dokter lain, beri tahu dokter tersebut bahwa Anda sedang mengonsumsi warfarin. 
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol saat menjalani pengobatan dengan warfarin, karena dapat meningkatkan risiko Anda mengalami perdarahan lambung. 
  • Beri tahu dokter atau petugas medis bahwa Anda sedang mengonsumsi warfarin jika Anda direncanakan untuk mendapatkan suntikan ke dalam otot, misalnya untuk vaksin. Pastikan suntikan ke otot diberikan ke lengan agar kemungkinan terjadinya perdarahan dapat diantisipasi dengan lebih baik. 
  • Hindari aktivitas seperti olahraga dengan kontak fisik yang keras. Hati-hati saat melakukan aktivitas dengan benda tajam atau yang berisiko menyebabkan perdarahan, seperti menggunting kuku, bercukur atau menyikat gigi. 
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi warfarin jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi. 
  • Gunakan kondom atau alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan, sejak mulai mengonsumsi warfarin hingga 1 bulan sesudah penggunaan obat, karena obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecacatan janin. 
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, setelah menggunakan warfarin.
Cara Mengonsumsi Warfarin dengan Benar
  • Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat sebelum mengonsumsi warfarin.
  • Jangan menambah dosis atau menghentikan konsumsi obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Warfarin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
  • Konsumsilah warfarin secara teratur pada jam yang sama setiap harinya agar mendapatkan efek maksimal. Bila lupa mengonsumsinya, segera konsumsi obat ini begitu teringat jika masih dalam hari yang sama.
  • Jika sudah hari berikutnya, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis obat selanjutnya.
  • Simpan warfarin dalam wadah tertutup di tempat yang kering dan sejuk. Hindarkan obat ini dari paparan sinar matahari secara langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Warfarin dengan Obat Lain

Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika warfarin digunakan dengan obat-obatan tertentu:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan yang berpotensi fatal jika digunakan dengan obat fibrinolitik, seperti alteplase atau streptokinase
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan antikoagulan lain, seperti argatroban, dabigatran, atau heparin; antiplatelet, seperti aspirin, cilostazol, atau clopidogrel; OAINS, seperti celecoxib, diclofenac, atau ibuprofen; atau antidepresan SSRIs, seperti citalopram atau paroxetine
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada kandung empedu dan liver jika digunakan dengan ticlopidine
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan amiodarone, capecitabine, cotrimoxazole, acyclovir, ciprofloxacin, alprazolam, atau atorvastatin
  • Penurunan efektivitas warfarin jika digunakan dengan carbamazepine, rifampicin, phenytoin, efavirenz, atau sofosbuvir
  • Penurunan atau peningkatan efektivitas warfarin jika digunakan dengan prednisone

Selain dengan obat-obatan, makanan atau minuman tertentu juga dapat berinteraksi dengan warfarin. Hindari konsumsi jus cranberry atau buah delima selama menjalani pengobatan dengan warfarin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.

Selain itu, makanan dan minuman dengan kandungan vitamin K yang tinggi, seperti hati, sayuran berdaun hijau, dan teh hijau bisa mengurangi efektivitas warfarin. Kurangi asupan makanan-makanan di atas selama Anda mengonsumsi warfarin. Konsultasikan ke dokter gizi bila perlu.

Efek Samping dan Bahaya Warfarin
Efek samping yang mungkin bisa timbul setelah mengonsumsi warfarin antara lain:
  • Mual<
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit perut atau abdomen
  • Ruam kulit ringan
  • Rambut rontok
  • Gusi berdarah sesudah menyikat gigi
  • Tubuh mudah memar, dan memar butuh waktu lebih lama untuk memudar
  • Mimisan (tidak sering dan berlangsung <10 menit)
  • Perdarahan akibat terluka agak lebih lama untuk berhenti
  • Darah menstruasi lebih banyak atau durasi haid lebih panjang daripada biasanya

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas terus berlanjut atau semakin memberat. Anda juga harus mendapatkan pertolongan medis jika timbul reaksi alergi obat atau muncul efek samping serius, seperti:

  • Mimisan lebih dari 10 menit
  • Darah dari luka terus mengalir
  • Memar yang membesar
  • Muntah darah
  • Pipis berwarna merah atau feses berwarna hitam
  • Perdarahan di kepala, yang bisa ditandai dengan sakit kepala yang sangat berat, kejang, gangguan penglihatan yang mendadak, atau kelemahan dan mati rasa pada satu sisi tubuh.

Nama sistematis (IUPAC)
(RS)-4-hidroksi- 3-(3- okso- 1-fenilbutil)- 2H- kromen- 2-ona
Data kimia
RumusC19H16O4 
Massa mol.308,33 g/mol
SMILESeMolecules & PubChem

ALLOPURINOL

 


    Allopurinol adalah obat untuk menurunkan kadar asam urat yang berlebih di dalam darah pada penyakit gout. Obat ini juga digunakan pada penanganan batu ginjal yang terbentuk dari asam urat dan hiperurisemia (tingginya asam urat pada urine) akibat kemoterapi.

    Allopurinol menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat. Dengan begitu, penggunaan allopurinol dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi asam urat, seperti serangan gout.

    Perlu diketahui bahwa allopurinol saja tidak dapat mengurangi nyeri yang terjadi saat serangan gout. Obat ini juga dapat memperbanyak jumlah serangan gout pada masa awal penggunaannya. Meski begitu, allopurinol tetap perlu dikonsumsi secara rutin agar efeknya maksimal.

    Merek dagang allopurinol: Allopurinol, Alluric, Alofar, Anolic, Allopurinol Seles, Benoxuric, Coric, Goutric, Isoric, Kolton, Linogra, Omeric,  Prouric, Puricemia, Selespurin, Xanturic, Zyloric.

Harga Obat Allopurinol

  • Kisaran Harga Rata-Rata Allopurinol Rp10.772
  • Kisaran Harga Allopurinol Termurah Rp2.866
  • Kisaran Harga Allopurinol Termahal Rp69.400

Dosis dan Aturan Pakai Allopurinol
Allopurinol hanya boleh dikonsumsi berdasarkan resep dokter. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan allopurinol berdasarkan kondisi pasien:
    Kondisi: Asam urat atau gout
  • Dosis awal 100 mg per hari. Dosis bisa ditingkatkan sebanyak 100 mg setiap 2–4 minggu, berdasarkan arahan dokter. Dosis maksimal 900 mg per hari.
    Kondisi: Batu ginjal
  • Dewasa: 200–300 mg per hari, dapat dibagi menjadi 1–3 dosis.
    Kondisi: Hiperurisemia yang disebabkan oleh kemoterapi
  • Dewasa: 600–800 mg per hari, dapat dibagi menjadi beberapa dosis. Obat dikonsumsi selama 2–3 hari sebelum menjalani kemoterapi.
  • Anak usia di bawah 10 tahun: 150–300 mg per hari. Dosis maksimal 400 mg per hari.

Peringatan sebelum Menggunakan Allopurinol
Sebelum mengonsumsi allopurinol, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
  • Jangan mengonsumsi allopurinol jika memiliki alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, hipertensi, gagal jantung kongestif, penyakit tiroid, atau gangguan sumsum tulang.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menderita kanker atau menjalani kemoterapi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani program diet tertentu atau rutin berpuasa.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi allopurinol, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan allopurinol, karena bisa memperberat keluhan atau meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Hubungi dokter bila kondisi tidak membaik atau malah makin mengganggu setelah 6 minggu mengonsumsi obat.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi allopurinol.
Cara Mengonsumsi Allopurinol dengan Benar
    Selalu ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi allopurinol. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
    Untuk mendapatkan manfaat maksimal obat, ikuti cara menggunakan alopurinol yang benar di bawah ini:
  • Allopurinol sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk menghindari mual atau rasa perih pada lambung. Usahakan untuk mengonsumsi allopurinol pada jam yang sama setiap harinya agar efek pengobatan maksimal.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi allopurinol, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Allopurinol dapat menyebabkan serangan gout lebih sering terjadi pada beberapa minggu pertama penggunaan. Dokter akan memberikan obat lain untuk mengurangi nyeri yang terjadi saat serangan gout.
  • Jangan menghentikan konsumsi allopurinol walaupun pada awalnya kondisi Anda terasa tidak membaik. Biasanya, butuh waktu 2–6 minggu hingga serangan gout terasa berkurang. Jangan pula menghentikan konsumsi allopurinol ketika serangan gout sudah tidak terjadi dalam beberapa waktu, kecuali jika disarankan oleh dokter.
  • Selama menjalani pengobatan dengan allopurinol, dokter akan meminta Anda untuk menjalani tes darah rutin, termasuk kadar asam urat, agar kondisi dan efek terapi dapat terpantau. Ikuti jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan oleh dokter.
  • Penggunaan allopurinol sebaiknya diiringi dengan penerapan gaya hidup sehat, misalnya dengan banyak minum air mineral, mengonsumsi makanan sehat, menghindari makanan penyebab asam urat, atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
  • Simpan allopurinol di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.



Interaksi Allopurinol dengan Obat Lain

Berikut adalah beberapa efek interaksi yang dapat terjadi jika allopurinol digunakan bersamaan dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya ruam kulit jika digunakan bersama ampicillin atau amoxicillin
  • Penurunan efektivitas allopurinol jika digunakan dengan probenecid atau aspirin
  • Peningkatan riisko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping teofilin atau ciclosporin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari allopurinol jika digunakan dengan diuretik thiazide, seperti hydrochlorothiazide
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah jika digunakan dengan azathioprine
Efek Samping dan Bahaya Allopurinol
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Kantuk
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Kehilangan fungsi indra pengecap
  • Gatal-gatal
  • Rambut rontok

Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau justru makin berat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Muncul ruam kulit, seringan apa pun ruam kulitnya
  • Nyeri saat buang air kecil atau urine berdarah
  • Volume urine atau frekuensi buang air kecil berkurang atau tidak sama sekali
  • Rasa panas di mata
  • Rasa tercekik di tenggorokan
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa
  • Kebas, kesemutan, atau rasa panas
  • Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan berkurangnya nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna abu-abau, maupun mata atau kulit menguning (penyakit kuning)

Nama sistematis (IUPAC)
1H-pirazolo[3,4-d]pirimidin-4(2H)-ona
Data kimia
RumusC5H4N4O 
Massa mol.136.112 g/mol
SMILESeMolecules & PubChem

CARBAMAZEPINE

 


    Carbamzepine adalah obat untuk mengontrol dan mencegah terjadinya kejang akibat epilepsi. Selain itu, obat ini juga digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar dan nyeri di wajah akibat gangguan saraf trigeminal (trigeminal neuralgia). 

    Carbamazepine termasuk dalam golongan obat antikonvulsan (antikejang) generasi pertama. Obat ini bekerja dengan cara menekan aktivitas listrik yang tidak normal di otak dan sistem saraf.

    Cara kerja obat ini mampu mengendalikan kejang, termasuk kejang saat tidur dan meredakan nyeri saraf.

    Carbamazepine juga dikenal sebagai mood stabilizers. Obat ini dapat membantu mengurangi frekuensi munculnya gejala gangguan bipolar dan membuat suasana hati penderita bipolar lebih stabil.

    Merek dagang carbamazepine: Bamgetol 200, Carbamazepine, Tegretol, dan Tegretol CR.

 Harga Obat Carbamazepine

  • CARBAMAZEPINE MERSI 200 MG BOX 100 TABLET Rp124.629
  • CARBAMAZEPINE MERSI 200 MG STRIP 10 TABLET Rp20.519
  • METAMIZOLE SODIUM MERSI 500 MG STRIP 10 TABLET Rp2.964
  • FRIMANIA 200MG PER BOX ISI 10 STRIP Rp650.000

Dosis dan Aturan Pakai Carbamazepine
Dosis carbamazepine yang diberikan oleh dokter tergantung pada usia dan kondisi pasien. Berikut adalah pembagian dosis carbamazepine berdasarkan kondisi yang ditangani:
    Kondisi: Kejang akibat epilepsi
    Dewasa dan anak usia >12 tahun
  • Dosis awal: 100–200 mg, 1–2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 200 mg per hari, tiap minggu.
  • Dosis perawatan: 800–1.200 mg per hari, yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi.
  • Dosis maksimal: 200 mg per hari untuk dewasa dan anak usia >15 tahun, 1.000 mg untuk anak usia 12–15 tahun.
    Anak usia 6–12 tahun
  • Dosis awal: 100 mg 2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 100 mg per hari, tiap minggu.
  • Dosis perawatan: 400–800 mg per hari, yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi.
  • Dosis maksimal: 000 mg per hari.
    Anak usia <6 tahun:
  • Dosis awal: 10-20 mg/kgBB yang dibagi ke dalam 2–3 kali jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap tiap minggu.
  • Dosis maksimal: 35 mg/kgBB per hari.
    Kondisi: Gangguan bipolar (pada pasien yang tidak bisa diobati dengan lithium)
    Dewasa
  • Dosis awal: 400 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien.
  • Dosis perawatan: 400–600 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi.
  • Dosis maksimal: 1.600 mg per hari.
    Kondisi: Trigeminal neuralgia, glossopharyngeal neuralgia (nyeri pada tenggorokan, lildah, atau telinga akibat gangguan saraf)
    Dewasa
  • Dosis awal: 100–200 mg, 2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien. 
  • Dosis perawatan: 400–800 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi. 
  • Dosis maksimal: 1.200 mg per hari. 
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Carbamazepine
Carbamazepine tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi carbamazepine:
  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Carbamazepine tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap obat ini, obat antikonvulsan lain, seperti oxcarbazepine, phenobarbital, dan phenytoin, atau obat antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline.
  • Beri tahu dokter jika dalam 14 hari terakhir Anda baru saja menggunakan obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI). Carbamazepine tidak boleh digunakan jika Anda sedang atau baru saja menggunakan obat tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami gangguan sumsum tulang, blok jantung (AV block), atau porfiria. Carbamazepine tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat penyakit tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita glaukoma, penyakit liver, hiponatremia, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kelainan darah, depresi, atau penyakit jantung.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami depresi, gangguan suasana hati, serta memikirkan atau melakukan percobaan bunuh diri.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan carbamazepine, karena berisiko menimbulkan efek samping.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, setelah mengonsumsi carbamazepine, karena obat ini bisa menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama selama menggunakan carbamazepine, karena obat ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih mudah terbakar sinar matahari (sunburn). Gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi carbamazepine jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, terutama yang menggunakan bius total.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi carbamazepine.
Cara Mengonsumsi Carbamazepine dengan Benar
  • Ikuti petunjuk dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan carbamazepine sebelum mulai mengonsumsinya. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
  • Konsumsilah carbamazepine setelah makan. Telan tablet carbamazepine dengan air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet carbamazepine lepas lambat sebelum meminumnya. Beri tahu dokter jika Anda kesulitan menelan tablet carbamazepine secara utuh.
  • Konsumsilah carbamazepine secara teratur pada waktu yang sama tiap harinya agar efek pengobatan maksimal. Jika lupa mengonsumsi obat ini, segera konsumsi jika belum mendekati waktu konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu selanjutnya.
  • Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba atau tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter meski gejala sudah hilang, karena dapat memperburuk gejala yang Anda alami. Dokter akan mengurangi dosis secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
  • Simpan carbamazepine di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari, serta jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Carbamazepine dengan Obat Lain

Penggunaan carbamazepine bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, antara lain:

  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang fatal jika digunakan dengan obat MAOI, seperti isocarboxazid, phenelzine, atau selegiline
  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama ketoconazole, acetazolamide, ciprofloxacin, diltiazem, erythromycin, clarithromycin, fluoxetine, olanzapine, loratadine, terfenadine, omeprazole, ibuprofen, verapamil, atau cimetidine
  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang merusak sistem saraf jika digunakan dengan lithium
  • Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan isoniazid
  • Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi tiroid jika digunakan bersama antikonvulsan lain, seperti diazepam atau asam valproat
  • Menurunkan efektivitas rocuronium sebagai obat pelemas otot yang digunakan saat operasi
  • Meningkatkan risiko efek samping dari obat cyclophosphamide
  • Menurunkan efektivitas carbamazepine jika digunakan dengan cisplatin, doxorubicin, rifampicin, phenobarbital, phenytoin, atau teofilin
  • Menurunkan efektivitas dan meningkatkan kemungkinan resistensi delavirdine dan obat non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs) lain dalam mengobati HIV/AIDS
  • Menurunkan efektivitas obat oral antikoagulan, seperti dabigatran, warfarin, atau apixaban
  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping perdarahan atau flek darah jika digunakan bersama pil KB
  • Menurunkan efektivitas asam valproat, tacrolimus, aripiprazole, atau lapatinib

Selain dengan obat, carbamazepine juga dapat berinteraksi dengan makanan. Jika dikonsumsi bersamaan dengan grapefruit, kadar carbamazepine dalam darah bisa meningkat sehingga memperbesar risiko terjadinya efek samping. Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi carbamazepine bersama buah tersebut.


Efek Samping dan Bahaya Carbamazepine
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi carbamazepine:
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Pusing atau kepala seperti melayang
  • Gangguan keseimbangan
  • Kantuk
  • Tremor
  • Sembelit
  • Mulut kering

Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius seperti berikut ini:

  • Ruam kulit, yang ditandai dengan munculnya kemerahan, bintil-bintil, atau luka lepuh di kulit (Sindrom Stevens-Johnson)
  • Aritmia, yang ditandai dengan detak jantung lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur
  • Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan hilang nafsu makan, nyeri perut kanan atas, kulit dan mata menguning, atau warna urine lebih gelap
  • Anemia atau kelainan darah lain, yang dapat ditandai dengan demam, kedinginan, sakit tenggorokan, sariawan, gusi berdarah, mimisan, pucat, mudah memar, atau napas pendek
  • Hiponatremia atau kekurangan sodium dalam tubuh, yang ditandai dengan sakit kepala, linglung, kelelahan, atau bertambahnya frekuensi kejang meski sudah minum obat
  • Gangguan fungsi ginjal, yang ditandai dengan penurunan jumlah urine saat buang air kecil, pembengkakan di kaki, atau berat badan naik drastis
  • Nistagmus, atau penglihatan kabur
  • Gejala depresi atau muncul keinginan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri

Data kimia dan fisika
RumusC15H12N2O
Massa molar236,274  gram mol −1
Model 3D ( JSmol )

Kamis, 05 Juni 2025

SPIRONOLACTONE

 


    Spironolactone adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi hipokalemia dan mengobati pembengkakan atau kelebihan cairan pada sindrom nefrotik atau sirosis.

    Spironolactone termasuk dalam jenis obat diuretik hemat kalium. Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam (natrium) dan air berlebih ke dalam tubuh, serta menjaga agar kadar kalium darah tidak terlalu rendah. Dengan begitu, pengeluaran air lewat urine bisa ditingkatkan dan tekanan darah dapat diturunkan.

    Merek dagang spironolactone: Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone.


Harga Obat Spironolactone

  • SPIRONOLACTONE DEXA MEDICA 25 MG STRIP 10 TABLET Rp3.344
  • Spironolactone 25 mg 1 Strip isi 10 Tablet Dexa Rp3.800
  • SPIRONOLACTONE OTTO 25 MG STRIP 10 TABLET Rp9.119
  • SPIRONOLACTONE OGB DEXA MEDICA 25 MG STRIP 10 TABLET / DIURETIK Rp7.979

Dosis dan Aturan Pakai Spironolactone
Berikut adalah dosis spironolactone berdasarkan tujuan pengobatan:
    Tujuan: Mengobati hipertensi (darah tinggi)
  • Dewasa: 25–100 mg per hari, dibagi menjadi 1–2 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan setelah 2 minggu. 
    Tujuan: Mengobati edema
  • Dewasa: 100 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari. 
    Tujuan: Mengatasi edema dan asites pada sirosis
  • Dewasa: 100–400 mg per hari, tergantung pada kadar natrium dan kalium dalam urine.</li>
    Tujuan: Mengobati gagal jantung
  • Dewasa: Dosis awal 25 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg per hari.  
    Tujuan: Mengatasi edema pada gagal jantung kongestif
  • Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari. Dosis selanjutnya akan disesuaikan dengan respons pasien.  
    Tujuan: Mengobati sindrom nefrotik jika kortikosteroid tidak cukup efektif
  • Dewasa: 100–200 mg per hari. 
    Tujuan: Mengobati hipokalemia
  • Dewasa: 25–100 mg per hari. 
  Untuk anak-anak, dosis spironolactone akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi dan berat badan anak.

Peringatan sebelum Mengonsumsi Spironolactone
Spironolactone hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dokter. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan spironolactone:
  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Spironolactone tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini 
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit Addison, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit jantung, anuria (tidak bisa buang air kecil), atau gangguan elektrolit, terutama hiperkalemia. 
  • Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan spironolactone jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. 
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat. 
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan spironolactone jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi. 
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami dehidrasi atau kondisi yang dapat menyebabkan dehidrasi, seperti muntah-muntah atau diare berat, selama mengonsumsi spironolactone. 
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama minum spironolactone karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping. 
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi spironolactone. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah mengonsumsi spironolactone.
Cara mengonsumsi spironolactone dengan benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi spironolactone. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter
Berikut ini adalah cara menggunakan spironolactone dengan benar:
  • Konsumsilah spironolactone bersama makanan atau segera setelah makan. Sebaiknya obat ini dikonsumsi sebelum tengah hari. 
  • Tidak disarankan untuk minum spironolactone pada malam hari karena obat ini akan membuat Anda lebih sering buang air kecil sehingga mengganggu waktu tidur. Jika diberi dosis 2 kali sehari, dosis terakhir sebaiknya diminum sebelum pukul 18.00 
  • Bila Anda lupa mengonsumsi spironolactone, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika sudah lewat dari pukul 18.00 atau waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya. 
  • Jangan berhenti mengonsumsi spironolactone meski keluhan sudah dirasa membaik, kecuali atas anjuran dokter. 
  • Bila memungkinkan, pantau tekanan darah Anda secara mandiri dengan tensimeter yang mudah digunakan, terutama jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi hipertensi. 
  • Disarankan untuk berolahraga rutin, menjaga berat badan tetap ideal, tidak merokok, serta membatasi konsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi garam. Hal ini untuk membantu mengontrol tekanan darah. 
  • Simpan spironolactone di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. 

Interaksi Spironolactone dengan Obat Lain

Interaksi yang dapat terjadi jika spironolactone digunakan bersama obat-obat lain adalah:

Selain itu, konsumsi spironolactone bersama makanan tinggi kalium, seperti pisang, alpukat, atau salmon, dapat menyebabkan hiperkalemia. Konsultasikan dengan dokter terkait makanan dan minuman yang perlu Anda hindari selama mengonsumsi obat ini.

Efek Samping dan Bahaya Spironolactone   
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi spironolactone adalah:
  • Sakit kepala 
  • Mual dan muntah 
  • Pusing 
  • Diare 
  • Knatuk

Periksakan diri Anda ke dokter atau berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti: 

  • Mual muntah yang tidak kunjung membaik
  • Muntah dengan ampas seperti bubuk kopi
  • Pusing dan terasa ingin pingsan
  • Penurunan jumlah urine dan frekuensi berkemih
  • Jantung berdetak cepat atau tidak beraturan
  • Kram atau lemah otot
  • Perubahan jadwal menstruasi
  • Nyeri payudara pada wanita atau pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)
  • Mudah memar atau berdarah
  • Perubahan warna kulit dan mata menjadi kekuningan (penyakit kuning)


Nama sistematis (IUPAC)
S-[(7R,8R,9S,10R,13S,14S,17R)-10,13-Dimetil-3,5'-dioksospiro[2,6,7,8,9,11,12,14,15,16-dekahidro-1H-siklopenta[a]fenantrena-17,2'-oksolana]-7-il] etanatioat
Data kimia
RumusC24H32O4S 
Massa mol.416.574 g/mol
Data fisik
Titik lebur134–135 °C (273–275 °F)

FUROSEMIDE

 


    Furosemide adalah obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema. Obat yang termasuk ke dalam kelompok diuretik ini juga bisa digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal. Dengan begitu, jumlah urine yang dihasilkan serta dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat.

    Merek dagang furosemide: Diuvar, Edemin, Farsix 40, Farsiretic, Furosemide, Lasix, Uresix, dan Yekasix.

Harga Obat Furosemide
  • FUROSEMIDE YARINDO 40 MG BOX 100 TABLET Rp45.468
  • Furosemide 40 mg Yarindo Strip isi 10 Tablet Rp3.500
  • FUROSEMIDE KIMIA FARMA 40 MG STRIP 10 TABLET Rp4.547
  • Furosemide 40 mg Yarindo Strip isi 10 Tablet Rp3.500
Dosis dan Aturan Pakai Furosemide
Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau suntik, baik suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM) atau ke dalam pembuluh darah (intravena/IV). Berikut adalah dosis umum penggunaan furosemide berdasarkan bentuk obat dan kondisi yang ingin diobati:
    Kondisi: Edema paru akut
    Bentuk: Suntik IV
  • Dewasa: 40 mg, disuntikkan perlahan melalui selang infus selama 1−2 menit. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 80 mg jika diperlukan.
    Kondisi: Edema karena gagal jantung kongestif, sirosis, atau penyakit ginjal
    Bentuk: Suntik IV atau IM
  • Dewasa: 20–50 mg, diberikan secara perlahan. Dosis dapat ditingkatkan 20 mg setiap 2 jam jika diperlukan. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
  • Anak-anak: 0,5–1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
    Bentuk: Tablet
  • Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg per hari. Jika kondisi menunjukkan perbaikan, dosis dapat dikurangi menjadi 20 mg per hari atau 40 mg setiap 2 hari sekali. Pada kasus edema berat, dosis bisa diberikan hingga 80 mg per hari.
  • Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 40 mg per hari.
    Kondisi: Oliguria (kurangnya produksi urine) pada gagal ginjal akut atau kronis
    Bentuk: Tablet
  • Dewasa: Dosis awal 250 mg. Jika diperlukan, 250 mg bisa diberikan lagi setiap 4−6 jam. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
    Kondisi: Tekanan darah tinggi (hipertensi)
    Bentuk: Tablet
  • Dewasa: 40–80 mg per hari. Bisa dikombinasikan dengan obat antihipertensi.
Peringatan sebelum Menggunakan Furosemide
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan furosemide:
  • Jangan menggunakan furosemide jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini dan obat golongan sulfa, seperti sulfametoxazole.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat pembesaran prostat yang menyebabkan kesulitan buang air kecil, tekanan darah rendah, penyakit ginjal atau gangguan hati, penyakit asam urat, diabetes, lupus, dan ketidakseimbangan elektrolit.
  • Beri tahu dokter jika Anda akan menjalani MRI atau pemeriksaan yang melibatkan penyuntikan zat radioaktif (kontras) ke dalam pembuluh darah vena, sebelum menggunakan obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan sebelum menggunakan furosemide.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat ini.
Cara Mengonsumsi Furosemide dengan Benar
  • Furosemide suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Untuk furosemide tablet, ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsinya. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.
  • Furosemide tablet bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet dengan segelas air putih.
  • Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk tetap melanjutkan penggunaan furosemide meskipun kondisi kesehatan sudah membaik. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekambuhan, khususnya pada hipertensi.
  • Bila Anda lupa mengonsumsi furosemide tablet, segera konsumsi obat ini begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Simpan furosemide pada suhu ruangan, serta terhindar dari udara lembap dan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Furosemide dengan Obat Lain

Beberapa interaksi yang dapat terjadi jika furosemide digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama antibiotik golongan sefalosporin
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga jika digunakan bersama antibiotik golongan aminoglikosida, polymyxin, vancomycin, cisplatin, atau ethacrynic acid
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama dengan obat diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama dengan antihistamin, antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama carbamazepine
  • Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan dengan obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan MAOI
  • Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat golongan NSAID, seperti ibuprofen dan asam mefenamat
  • Penurunan efektivitas obat antidiabetes

Jika Anda mengonsumsi sucralfate, cholestyramine, atau colestipol, beri jarak setidaknya 2 jam dari waktu konsumsi furosemide, karena obat-obatan ini dapat menurunkan penyerapan furosemide.

Efek Samping dan Bahaya Furosemide
  • Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan furosemide antara lain:
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Diare 
  • Penglihatan buram 
  • Sembeli

Periksakan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung membaik. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:


Nama sistematis (IUPAC)
4-Chloro-2-[(furan-2-ylmethyl)amino]-5-sulfamoylbenzoic acid
Data kimia
RumusC12H11ClN2O5S 
Massa mol.330.745 g/mol
SMILES

WARFARIN

       Warfarin bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi bekuan darah yang bisa menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Obat ini harus dik...