Salbutamol adalah obat yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala asma, seperti sesak napas hingga mengi. Tentunya pengidap asma tidak boleh menggunakan sembarangan obat untuk mengatasi keluhan kesehatan yang dialami.
Penggunaan obat harus dilakukan menggunakan resep dokter agar dosis dan jenis obat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu obat yang sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi masalah ini adalah salbutamol.
Salbutamol atau Albuterol adalah jenis obat yang digunakan untuk mengendurkan dan membuka saluran pernapasan pada pengidap asma. Dengan begitu, gejala seperti mengi, sesak napas, dan batuk akan berkurang. Namun bukan hanya untuk asma, salbutamol juga bisa digunakan untuk meredakan keluhan kesehatan akibat penyakit lainnya. Salbutamol digunakan untuk meredakan gejala asma dan gangguan pernapasan lainnya, seperti bronkitis dan chronic obstructive pulmonary disease.
Jenis obat ini digunakan untuk mengatasi keluhan yang terjadi, seperti batuk, sesak napas, mengi, hingga sesak dada. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk pencegahan gejala asma yang semakin buruk akibat paparan alergen atau berolahraga. Obat ini bekerja dengan merangsang adrenoseptor beta-2 pada otot bronkus yang melapisi bronkus. Hal ini membuat bronkus menjadi lebih rileks dan melebar sehingga napas akan menjadi lebih mudah.
- SALBUTAMOL SULFATE MULIA FARMA 2 MG/5 ML SYRUP 60 ML Rp6.855
- SALBUTAMOL SULFATE MULIA FARMA 2 MG/5 ML SYRUP 60 ML Rp6.839
- SALBUTAMOL SULFATE MAHAKAM 1 MG/ML INHALASI 2.5 ML BOX 10 AMPUL Rp72.954
- SALBUTAMOL GRAHA 4 MG BOX 100 TABLET Rp27.965
Dosis dan Aturan Pakai Salbutamol
Berikut adalah dosis salbutamol berdasarkan bentuk obatnya:
Salbutamol tablet, kapsul, atau sirop
Tujuan: Mengatasi atau mencegah kekambuhan gejala bronkospasme pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis yang tidak bisa menggunakan obat hirup
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 2–4 mg, 3–4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 8 mg, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 7–12 tahun: 2 mg, 3–4 kali sehari.
- Anak usia 2–6 tahun: 1–2 mg, 3–4 kali sehari.
Salbutamol suntik
Salbutamol suntik digunakan untuk mengatasi bronkospasme berat pada orang dewasa dan anak usia ≥12 tahun. Dosis dan lama pengobatan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala yang dialami pasien dan jenis suntikan yang digunakan.
Peringatan sebelum Menggunakan Salbutamol
Salbutamol tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter. Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan salbutamol:
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Salbutamol tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap obat ini atau obat golongan beta2-agonist lainnya, seperti terbutaline.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami hipertiroidisme atau tirotoksikosis, hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, hipokalemia, kejang atau epilepsi, penyakit liver, aneurisma, atau phaeochromocytoma.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit jantung, seperti aritmia, gagal jantung, angina pektoris, atau serangan jantung.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan salbutamol bila Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan salbutamol. Obat ini bisa menyebabkan pusing.
- Jangan merokok selama menjalani pengobatan dengan salbutamol jenis apa pun. Hal ini karena rokok dapat menghambat kinerja obat dengan memicu iritasi pada paru-paru dan memperburuk gangguan pernapasan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda menggunakan salbutamol jika direncanakan untuk menjalani operasi, terutama operasi dengan bius total.
- Segera lapor ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan salbutamol.
Cara Menggunakan Salbutamol dengan Benar
Gunakan salbutamol tablet, kapsul, atau sirop, sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis atau menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah cara yang benar dalam menggunakan salbutamol sediaan obat minum:
- Salbutamol tablet, kapsul, atau sirop bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Untuk salbutamol tablet atau kapsul, telan obat secara utuh dengan air putih.
- Jika hendak mengonsumsi salbutamol sirop, kocok botol sebelum obat diminum. Gunakan alat takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya tepat.
- Bila Anda lupa mengonsumsi salbutamol, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jadwal penggunaan berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Bila Anda mengonsumsi salbutamol secara rutin, periksalah tekanan darah Anda menggunakan tensimeter. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah meningkat. Penggunaan salbutamol dapat meningkatkan tekanan darah.
- Patuhi jadwal kontrol yang diberikan oleh dokter selama menjalani terapi dengan salbutamol. Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti tes fungsi paru-paru dan jantung. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau kondisi pasien dan hasil terapi, serta mendeteksi efek samping.
- Simpan salbutamol tablet, kapsul, atau sirop, di tempat yang kering dan sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi salbutamol jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Salbutamol sediaan sirop tidak boleh digunakan lebih dari 14 hari setelah kemasan dibuka.
Salbutamol sediaan suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena, otot, atau ke bawah kulit. Ikuti instruksi dokter selama pengobatan.
Interaksi Salbutamol dengan Obat Lain
- Peningkatan risiko terjadinya jantung berdebar, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi, bila digunakan bersama antidepresan golongan trisiklik, seperti amitriptyline
- Penurunan efektivitas salbutamol dan peningkatan risiko sesak napas yang parah, bila digunakan bersama dengan obat golongan beta-blocker, seperti propranolol
- Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia (kekurangan kalium), bila digunakan bersama obat kortikosteroid; teofilin; atau obat diuretik jenis thiazide atau diuretik loop, seperti furosemide
- Penurunan efektivitas dari obat digoxin
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama salbutamol.
Efek Samping dan Bahaya Salbutamol
Efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan salbutamol adalah:
- Pusing
- Sakit kepala
- Gelisah
- Tangan dan kaki gemetar
- Kram otot
- Kantuk atau justru insomnia
Temui dokter jika efek samping yang muncul tidak membaik atau justru bertambah berat. Segera lapor dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:
- Detak jantung terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat, atau tidak teratur (aritmia)
- Dada terasa tertekan atau nyeri dada
- Sesak napas atau mengi yang malah memburuk
Link website : https://www.alodokter.com/salbutamol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar