Ranitidine adalah obat untuk mengobati gejala akibat produksi asam lambung berlebih. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan ranitidin adalah tukak lambung, penyakit maag, penyakit asam lambung (GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison. Produksi asam lambung yang berlebihan dapat memicu iritasi serta peradangan pada dinding lambung dan saluran pencernaan. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan gejala kelebihan asam lambung, seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung. Asam lambung berlebihan juga dapat melukai dinding lambung sehingga terbentuk tukak.
Ranitidin bekerja dengan cara menghambat produksi asam lambung. Dengan begitu, gejala-gejala yang terjadi akibat asam lambung berlebih juga bisa hilang. Ranitidine juga dapat melindungi tukak lambung sehingga luka yang terbentuk tidak bertambah buruk dan lebih cepat sembuh.
Merek dagang ranitidin: Acran, Fordin, Gasticid, Hufadine, Limaag, Novaxidin, Ranitidine HCl, Rantamid, Titan, Tricker.
- RANITIDINE HEXPHARM 150 MG STRIP 10 TABLET Rp2.736
- RANITIDINE HEXPHARM 150 MG BOX 100 TABLET Rp25.868
- RANIGEN 150 MG BOX 100 TABLET Rp34.045
- Ranitidine Hexpharm 150 Mg Strip 10 Tablet Rp3.000
Dosis dan Aturan Pakai Ranitidin :
Dosis ranitidin ditentukan berdasarkan kondisi yang akan diatasi, tingkat keparahan penyakit, dan usia pasien. Berikut adalah dosis ranitidin oral:
Kondisi: Dispepsia yang kambuh-kambuhan dan sudah berlangsung lama
- Dewasa: 150 mg 2 kali sehari, selama 6 minggu.
Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori
- Dewasa: 300 mg 1 kali sehari dikonsumsi sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, dikombinasikan dengan antibiotik amoxicillin dan metronidazole selama 2 minggu. Setelah itu, terapi dilanjutkan lagi selama 2 minggu tanpa antibiotik.
Kondisi: Tukak lambung dan ulkus duodenum ringan
- Dewasa: 300 mg 1 kali sehari dikonsumsi sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, setidaknya selama 4 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg sekali sehari sebelum tidur.
- Anak usia 3–11 tahun: 2–4 mg/kgBB, per hari dibagi menjadi 2 dosis. Dosis maksimal 300 mg per hari. Pengobatan dilakukan selama 4–8 minggu.
Peringatan sebelum Menggunakan Ranitidin
Ada beberapa hal perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan ranitidin, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Ranitidin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain dari golongan antagonis H2, seperti cimetidine dan famotidine.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita porfiria, fenilketonuria, diabetes, gangguan sistem imun yang disebabkan oleh penyakit tertentu, gangguan ginjal, gangguan hati, penyakit lain pada lambung, atau gangguan pernapasan, seperti asma atau PPOK.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan ranitidin.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi ranitidin.
Cara Menggunakan Ranitidin dengan Benar :
Obat ini dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi ranitidin. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal, ikutilah cara menggunakan ranitidin oral dengan benar berikut ini:
- Ranitidin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Konsumsilah ranitidin pada jam yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, minumlah obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Simpan ranitidin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Bila Anda akan diberikan ranitidin bentuk infus, kenakanlah pakaian yang bagian lengannya mudah untuk digulung agar infus mudah untuk dipasang.
Interaksi Ranitidin dengan Obat Lain
Efek interaksi yang bisa terjadi jika ranitidin digunakan bersama obat-obatan tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat glipizide atau midazolam
- Penurunan efektivitas obat gefitinib atau ketoconazole
- Penurunan penyerapan ranitidin jika digunakan bersama dengan sukralfat dosis tinggi
- Penurunan efektivitas erlotinib
Untuk menghindari efek interaksi antarobat yang tidak diinginkan, diskusikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal bersama ranitidin.
Efek Samping dan Bahaya Ranitidin
Efek samping yang bisa muncul setelah menggunakan ranitidin antara lain:
- Sakit kepala
- Sembelit
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
Konsultasikan ke dokter melakui chat jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:
- Payudara membesar (terutama pada laki-laki)
- Penglihatan buram
- Perubahan suasana hati yang drastis
- Halusinasi
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Kelelahan yang tidak biasa
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Nyeri perut parah
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
- Gejala infeksi, antara lain sakit tenggorokan, demam, atau menggigil
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
N-(2-[(5-[(dimethylamino)methyl]furan-2-yl)methylthio]ethyl)-N'-methyl-2-nitroethene-1,1-diamine |
Link website : Ranitidin - Manfaat, Dosis, dan Efek Samping - Alodokter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar